Pola didik yang menjadi sebuah kultur dalam masyarakat tertentu di Indonesia dan sering kali tidak saya setujui, adalah kultur meremehkan dan tidak menghargai hasil karya anak sendiri. Pola pendidikan yang saya bilang sebagai "pola pendidikan moderat tradisional" ini sering kali dijumpai disemua kalangan masyarakat, tidak dibedakan dari status sosial dan pendidikan, sering kali dijumpai kasus-kasus sepertKarakter anak-anak Indonesia yang seharusnya menjadi anak yang cerdas, kreatif, inovatif dan komunikatif dikekang dengan sikap moderat dan tradisional orang tuanya. Sering saya jumpai ketika anak menanyakan sesuatu yang orang tuanya tidak mampu menjawab, orang tua tersebut melakukan beberapa hal ini, pertama, berbohong. Kedua, menjawab asal saja. Ketiga, didiamkan saja pertanyaan itu. Ketiga, Justru dibentak untuk jangan banyak bertanya. Sikap-sikap seperti ini lah yang membuat masa emas anak-anak Indonesia terdegradasi dan mati.
Secara alami anak yang cerdas memiliki keingintahuan yang sangat banyak untuk mereka dapat puaskan. Siapa yang perlu memuaskan keingintahuan mereka? Jawabannya adalah keluarga. Penghargaan yang saya hipotesiskan akan berdampak signifikan terhadap kepercayaan diri seseorang juga saya hipotesiskan akan sangat dipengaruhhi oleh keluarga dan masyarakat. Bahkan dalam konteks untuk menjaga kepercayaan diri anak, maka menyalahkan anak untuk sesuatu yang dia kerjakan tidak disarankan.
Sekolah menjadi lingkungan yang tidak terpisahkan dari seluruh kehidupan anak modern. Guru yang menjadi pemegang peran utama dalam sekolah, tidak boleh melupakan penghargaan terhadap anak didiknya. Semua pertanyaan, jawaban, pekerjaan yang dilakukan oleh anak, walaupun salah tetap harus ada penghargaan. Saya pun merasa belum maksimal melaksanakan itu dalam seluruh kehidupan, baik dalam mengajar ataupun dikehidupan sehari-hari, semoga diberi ingatan dan kesadaran untuk mendidik anak Indonesia untuk menjadi anak yang cerdas,kreatif, inovatif dan komunikatif dengan penuh kepercayaan diri yang wajar.
Secara alami anak yang cerdas memiliki keingintahuan yang sangat banyak untuk mereka dapat puaskan. Siapa yang perlu memuaskan keingintahuan mereka? Jawabannya adalah keluarga. Penghargaan yang saya hipotesiskan akan berdampak signifikan terhadap kepercayaan diri seseorang juga saya hipotesiskan akan sangat dipengaruhhi oleh keluarga dan masyarakat. Bahkan dalam konteks untuk menjaga kepercayaan diri anak, maka menyalahkan anak untuk sesuatu yang dia kerjakan tidak disarankan.
Sekolah menjadi lingkungan yang tidak terpisahkan dari seluruh kehidupan anak modern. Guru yang menjadi pemegang peran utama dalam sekolah, tidak boleh melupakan penghargaan terhadap anak didiknya. Semua pertanyaan, jawaban, pekerjaan yang dilakukan oleh anak, walaupun salah tetap harus ada penghargaan. Saya pun merasa belum maksimal melaksanakan itu dalam seluruh kehidupan, baik dalam mengajar ataupun dikehidupan sehari-hari, semoga diberi ingatan dan kesadaran untuk mendidik anak Indonesia untuk menjadi anak yang cerdas,kreatif, inovatif dan komunikatif dengan penuh kepercayaan diri yang wajar.